funny cat

Rutinitas berpikir visual dengan KWL chart

Rutinitas berpikir visual dengan KWL chart

 

Latar Belakang

Kemampuan Peserta Didik untuk Belajar

Peserta didik di awal pembelajaran belum mampu mengungkapkan hal yang mereka ketahui tentang materi yang akan dipelajari. Mereka juga belum memiliki keberanian untuk mengungkapkan hal yang mereka ingin pelajari lebih jauh tentang materi yang akan diberikan.

Membuat Konsep Abstrak Menjadi Konkret

Peserta didik cenderung memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan ataupun menuliskan hal yang ada di kepala mereka. Sehingga melalui aktivitas ini murid diberikan kesempatan untuk menyusun hasil pemikiran mereka dengan media yang lebih dipahami dengan cara dilihat. Maka dari itu, melatih kemampuan berpikir peserta didik dapat dilakukan melalui kegiatan menuliskan hasil pemikiran dan pengalaman belajar mereka melalui organisasi grafis visual.

Aksi

Langkah 1: Pengenalan Praktik "Mulai dari Diri"

Mulailah pembelajaran dengan peserta didik mengevaluasi diri mereka masing-masing dalam menghubungkan materi baru dengan materi atau pengalaman belajar yang telah mereka miliki. Guru membuat dan menampilkan diagram visual KWL Chart yang berisi kolom K (already know), W (want to know), dan L (already learned).

Langkah 2: Aktivitas (K) "already Know"

Guru memberikan informasi sekilas tentang judul materi serta intisari pokok materi yang akan dipelajari. Kemudian peserta didik diminta untuk mengisi kolom K dengan menjawab pertanyaan:

  1. Pernahkah kalian mendengar judul materi ini?
  2. Apa yang kalian ketahui tentang judul materi yang disajikan?

Minta murid untuk menempelkan kertas post it di kolom K

Langkah 3: Aktivitas (W) "Want to know"

Setelah itu, guru memberikan pertanyaan untuk mengisi kolom W:

  1. Hal apa yang ingin kamu ketahui tentang materi ini?
  2. Apa yang membuat kalian penasaran dengan materi ini?

Kemudian meminta murid menempelkan kertas post it di kolom W.

Langkah 4: Analisis "already Know" untuk Asesmen Awal

Guru mengapresiasi hasil pemikiran peserta didik dan memberikan kesempatan untuk mengeksplor lebih dalam tentang hasil tulisan mereka. Guru juga menganalisis kolom K (already know) untuk dijadikan hasil asesmen awal untuk proses inti pembelajaran materi ini. Dari kolom K, pendidik dapat mengetahui murid yang tidak memiliki pengetahuan awal terhadap materi maupun yang sudah lebih paham terhadap materi yang akan diberikan.

Langkah 5: Aktivitas (L) "already Learned"

Di akhir pembelajaran peserta didik diajak untuk melakukan refleksi pembelajaran dengan mengisi kolom L dan menjawab pertanyaan:

  1. Hal apa yang sudah kalian pelajari pada materi ini?
  2. Bagaimana perasaan kalian setelah mempelajari materi tersebut?

Guru mengajak peserta didik untuk menganalisis keterkaitan hasil pemikiran mereka di awal pembelajaran pada kolom K dan W dengan hasil pemikiran mereka di akhir pembelajaran pada kolom L.

Refleksi Hasil dan Dampak

Mendorong Murid Berani Menuliskan Apa yang Ada di Pikiran Mereka

Peserta didik memiliki kesempatan untuk mengeksplor pemikiran mereka di awal pembelajaran tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui lebih banyak tentang materi yang akan disajikan. Kegiatan ini juga meningkatkan kemampuan literasi peserta didik terutama dalam kemampuan menuliskan kembali materi yang mereka pelajari dan membuat koneksi dengan pengetahuan awal mereka sebelum pembelajaran.

Proses Pembelajaran Menyenangkan

Proses pembelajaran yang saya lakukan lebih terarah dan menyenangkan. Hal ini karena murid sudah memiliki rasa kepemilikan dengan materi yang disajikan dengan aktivitas evaluasi diri pada kolom K dan W pada KWL chart. Hasil KWL chart tetap terpajang di kelas selama proses pembelajaran sehingga peserta didik masih bisa refleksi setiap saat.

Peran Orangtua/Wali dalam Kegiatan Memasak pada Mapel Matematika

Peran Orangtua/Wali dalam Kegiatan Memasak pada Mapel Matematika


Latar Belakang

Pertanyaan Orangtua pada Wali Kelas

"Bu, bagaimana anak saya di sekolah?"

Pertanyaan seperti di atas sering muncul saat pembagian rapor, di mana orangtua/wali menanyakan kondisi anaknya di sekolah. Sebetulnya, tidak ada yang salah dengan pertanyaan tersebut. Sangat wajar jika orangtua/wali ingin mengetahui perkembangan anaknya di sekolah. Namun, bagaimana jika terdapat orangtua/wali yang bertanya:

"Bagaimana si A, Bu? Dia jarang cerita, ngapain dan belajar apa aja di sekolah."

Problematika Anak dan Orangtua

Seringkali, orangtua tidak mengetahui kegiatan pembelajaran anak-anaknya di sekolah. Hal ini dapat disebabkan karena anak-anak lupa untuk memberitahu atau beranggapan bahwa orangtua mereka tidak perlu ikut andil dalam kegiatan pembelajaran di sekolah karena merasa terkekang. Oleh karena itu, tebersitlah ide untuk melakukan kegiatan memasak pada pembelajaran Rasio/Perbandingan agar peserta didik tidak segan meminta bantuan orangtua/wali mereka.

Aksi

Langkah 1: Pemberian Instruksi

Pertama-tama, guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil untuk mencari dan memilih resep masakan yang ingin dibuat. Guru membagi peserta didik sesuai dengan kemampuan berpikir dan belajar mereka agar merata. Tidak ada perkumpulan khusus anak-anak pintar, dan sebagainya. Pembagian kelompok peserta didik yaitu terdapat enam kelompok. Satu kelompok terdiri atas enam anak.

Langkah 2: Berdiskusi

Peserta didik bersama kelompoknya berdiskusi mencari dan memilih resep masakan yang ingin dibuat melalui gawai. Referensi dapat ditemukan dari berbagai sumber dan platform maupun media sosial. Setelah menemukan dan memilih resep masakan yang ingin dibuat, peserta didik bersama kelompoknya mencatat di selembar kertas lalu dikumpulkan kepada guru.

Langkah 3: Memasak Sesuai Resep

Langkah selanjutnya yaitu guru meminta peserta didik untuk memvideokan kegiatan masak-memasak makanan atau minuman yang akan dibuat bersama teman sekelompoknya di rumah. Di tahap inilah peran orangtua/wali dibutuhkan, seperti membimbing anak di rumah ketika memasak, memberitahukan apa saja bahan makanan yang diperlukan, dan sebagainya.

Langkah 4: Presentasi

Di tahap ini, peserta didik bersama kelompoknya menampilkan video masakan yang telah dibuat di rumah lalu mempresentasikan video tersebut. Presentasi dilakukan dengan menampilkan video memasak, lalu peserta didik menjelaskan bahan-bahan apa saja dalam membuat makanan tersebut. Video yang ditampilkan telah diedit sedemikian rupa sehingga anak-anak tertarik menontonnya. Mereka juga membawa makanan atau minuman yang telah dibuat sebagai sample.

Langkah 5: Tanya Jawab

Saat presentasi, kelompok peserta didik yang belum dan yang sudah mendapat giliran tampil mengajukan pertanyaan berkaitan dengan rasio/perbandingan, seperti berapa persen takaran air yang dibutuhkan dalam membuat suatu minuman yang ditampilkan. Ada juga pertanyaan mengenai perbandingan antara air dan susu sehingga didapat kesimpulan bahwa minuman tersebut terlalu encer atau kental, dan masih banyak tanya jawab lainnya berkaitan dengan rasio/perba

Refleksi Hasil dan Dampak

Adanya Komunikasi antara Orangtua/Wali dan Anak

Saat terbesit ide ini, saya sangat meyakini dalam hati,

"Tidak mungkin anak-anak tidak memberitahu orangtua/wali mereka."

Anak-anak pasti berkomunikasi dengan orangtua/wali mereka. Orangtua/wali tidak mungkin melepas anak-anak begitu saja ketika memasak. Kalaupun orangtua/wali tidak membantu secara langsung saat memasak, minimal mereka membantu menjawab pertanyaan anak-anak mengenai bahan suatu makanan, takarannya, cara pengolahannya, dll.

Orangtua/Wali Sangat Antusias dengan Adanya Kegiatan Masak-Memasak

Karena merasa dilibatkan, baik secara langsung ataupun tidak langsung, orangtua/wali merasa sangat puas dengan adanya kegiatan masak-memasak ini pada bab Rasio/Perbandingan. Beberapa peserta didik membawa sample dengan kemasan yang sangat menarik. Kegiatan pembelajaran berjalan lancar dan menyenangkan, seperti sedang mengadakan bazar makanan! Orangtua/wali mereka sangat antusias dalam membantu anak-anaknya menyukseskan kegiatan ini.

Tips dari Saya

Pemberian Bimbingan yang Maksimal

Saat sesi tanya jawab, peserta didik tidak begitu saja berpikir untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan rasio/perbandingan. Hal ini sudah didiskusikan dengan peserta didik pada tahap berdiskusi. Sebelum memberikan instruksi, guru menggambar permen dan cokelat (makanan) lalu menanyakan berapa perbandingan antara keduanya. Dari sinilah peserta didik memiliki pemikiran untuk bertanya mengenai perbandingan takaran bahan makanan atau minuman.

Pengawasan yang Ketat Saat Presentasi

Karena tersedianya berbagai macam makanan dan minuman, fokus beberapa peserta didik terpecah. Contohnya lebih mengutamakan melihat makanan atau minuman, baik dari kelompok mereka sendiri maupun kelompok lain. Oleh karena itu, guru perlu tegas dalam mengawasi peserta didik. Bukan berarti dengan cara membuat peserta didik merasa terintimidasi, hanya saja perlu memberikan pengawasan yang lebih ketat agar konsentrasi mereka tidak terpecah saat belaja

Modifikasi Pembelajaran

Kegiatan masak-memasak ini tidak harus ditampilkan secara video. Bapak/Ibu bisa memodifikasinya dengan memanfaatkan pembelajaran berdiferensiasi produk. Selain video, anak-anak dapat menampilkan presentasinya berupa kumpulan foto yang dibuat menggunakan Microsoft Powerpoint, Google Slides, Canva, ataupun menghiasnya dalam sebuah poster manual di selembar kertas. Silakan Bapak/Ibu berkreativitas tanpa batas.

loading...