Bagaimana Menumbuhkan Minat Literasi Murid dengan Pohon Literasi?

 

Situasi/Tantangan

Rendahnya Kemampuan Literasi Murid

Kemampuan literasi murid disekolah kami cukup rendah dibuktikan dengan nilai literasi dibawah kompetensi minimum pada rapor pendidikan, 53,85% murid hanya memperoleh nilai dasar pada kompetensi mengevaluasi dan merefleksi isi teks, selain itu murid juga tidak percaya diri dalam menyampaikan pemahaman atau interpretasi terhadap bacaan baik itu melalui media tulisan maupun penyampaian langsung secara lisan.

Minim Inovasi Guru dalam Mendorong Literasi Murid

Peningkatan kemampuan literasi murid sering dipahami sebagai tanggungjawab guru bahasa saja, sehingga guru lain tidak merasa bertanggungjawab untuk mendorong dan berinovasi dalam meningkatkan kemampuan literasi murid. Padahal dibutuhkan peran komunitas untuk menumbuhkan budaya literasi baik bagi murid maupun guru sendiri. Perlu ada inovasi untuk medorong program literasi yang menjadi bagian dari kegiatan intrakurikuler dikelas

Aksi

Langkah 1: Membuat Pohon Literasi di Kelas dan Laboratorium

Pojok baca sebagai upaya menghadirkan lingkungan fisik kaya teks bukanlah hal baru, hampir disetiap ruangan belajar terdapat pojok baca tetapi juga sering ditemukan pojok baca sepi aktivitas dan terbengkalai. Pohon literasi berupa gambar pohon dan ranting tanpa daun di pojok baca akan digunakan sebagai media untuk menggugah minat literasi murid untuk menumbuhkan daun literasi, banyak daun akan menghadirkan bunga dan buah literasi.

Langkah 2: Kesepakatan Kelas

Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan masalah dan tantangan rendahnya kemampuan literasi murid yang melahirkan kesepakatan kelas. Guru dan murid wajib membaca 3 buku dalam satu semester, 2 buku non fiksi dan 1 buku fiksi. Kesepakatan selanjutnya, menyiapkan waktu 15 menit bercerita pada setiap pembelajaran untuk meriview hasil buku, 2 orang murid akan membacakan reviu buku yang dibacanya pada setiap minggu.

Langkah 3: Tumbuhkan Pohon Literasi

Minggu berikutnya diadakan kegiatan 15 menit bercerita, saatnya menumbuhkan satu daun literasi. Murid diminta untuk menuliskan judul buku yang akan dibaca dan nama penulisnya pada kertas post it kemudian menempelkan pada cabang-cabang yang dipilih, setiap murid akan memiliki cabang masing-masing.

Langkah 4: Suburkan Pohon Literasi

Saatnya menyuburkan pohon literasi. Lanjutkan kegiatan 15 menit bercerita pada minggu-minggu berikutnya. Murid diminta untuk menuliskan interpretasi atau makna yang didapat dari buku yang telah dibaca pada post it, kemudian menempelkan pada cabang-cabang masing-masing. Satu atau dua orang murid diberikan kesempatan untuk berbicara didepan kelas menyampaikan reviu buku yang dibacanya, jika waktu cukup dapat diadakan diskusi singkat terkait.

Langkah 5: Menanti Bunga dan Buah Pohon Literasi

Guru melakukan observasi dan evaluasi terhadap setiap cabang pohon literasi, guru dapat memberikan catatan sebagai bentuk apresiasi atau motivasi berupa bunga dan buah pada cabang-cabang yang subur.

Refleksi Hasil dan Dampak

Menumbuhkan Budaya Literasi pada Murid

Sebelum kegiatan Tumbuhkan Pohon Literasi, ketika murid ditanya buku apa yang pernah kalian baca? Sebagian besar mereka tergagap atau bisa dikatakan belum pernah membaca satu bukupun selain buku pelajaran, sekarang mereka telah membaca minimal 3 buku persemester. Selain itu, Murid juga lebih berani menulis dan mengungkapkan pendapat didepan kelas dalam kegiatan reviu buku

Menjadi Contoh Praktik Baik bagi Guru Lainnya

Dibutuhkan peran dari seluruh pemangku kepentingan di sekolah untuk meningkatkan kemampuan literasi murid, kegiatan ini menjadi contoh praktik baik sehingga beberapa guru terinspirasi untuk melakukan hal yang sama dalam pembelajaran.

Tips

Konsistensi adalah Kunci

Pendidikan dan pengajaran adalah kegiatan berkelanjutan, program sebaik apapun jika tidak dilakukan secara rutin tidak akan berdampak. Sebaliknya sesederhana apapun programnya jika dilakukan secara konsisten Insya Allah akan memberikan dampak bagi murid, guru dan sekolah. Menumbuhkan Pohon Literasi butuh konsistensi untuk terus menumbuhkan daun-daun literasi pada setiap cabang, jangan biarkan daun gugur tanpa berganti dengan daun baru.

Jika Ingin Menempuh Jarak yang Jauh, Berjalanlah Bersama

"Jika ingin berjalan cepat berjalanlah sendiri, namun jika ingin menempuh jarak yang jauh berjalanlah bersama"


Meningkatkan kemampuan literasi murid tidak dapat dilakukan oleh hanya satu orang guru saja, sehingga dibutuhkan peran dari guru lainnya juga. Baik melalui program pohon literasi maupun program lain yang sejenis. Makin banyak kegiatan serupa yang dilaksanakan dikelas, maka makin banyak ruang literasi yang ditersedia untuk murid.

loading...