Mengurangi Perundungan di Sekolah Melalui Agen Perubahan


Latar Belakang

Perundungan Masih Dilakukan oleh Sesama Murid di Sekolah

Fungsi sekolah bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga tempat murid untuk bergaul, bersosialisasi dan menjalin pertemanan. Beberapa murid menghadapi masalah dalam pergaulan bahkan mengalami perundungan yang dilakukan oleh sesama murid di sekolah. Contoh kasus perundungan yang banyak dialami murid adalah memanggil dengan sebutan nama orang tua, body shaming dan berkata kasar hingga mengancam di sosial media (cyber bullying).

Aksi

Langkah 1: Perlunya Agen Perubahan

Tugas untuk mempengaruhi sesama murid agar menghindari hal negatif, akan menjadi lebih mudah diterima apabila dilakukan oleh teman sebaya. Sehingga perlu adanya agen perubahan sebagai role model yang dipilih dan mewakili murid untuk mencegah terjadinya perundungan di sekolah. Agen perubahan merupakan murid yang memiliki pengaruh bagi teman sebaya untuk memberikan contoh agar berperilaku baik dan tidak melakukan perundungan.

Langkah 2: Peran Murid Sebagai Pelopor dan Pelapor

Dalam kegiatan projek profil murid kelas X berdiskusi bersama Forum Anak Cianjur di aula sekolah. Murid diberikan pemahaman bahwa mereka, harus berperan sebagai 'Pelopor' artinya inisiator atau penggerak. Mereka dapat menjadi contoh bagi teman sebaya untuk menyebarkan pemahaman tentang perundungan. Mereka juga harus berperan sebagai 'Pelapor' artinya orang yang peka terhadap situasi, dan bertindak untuk melapor ketika terjadi perundungan.

Langkah 3: Pemilihan Calon Agen Perubahan

Setiap kelas X dibentuk 3 kelompok terdiri dari 12 orang yang dibimbing oleh guru pendamping projek. Kelompok bersama guru tersebut berdiskusi untuk menentukan calon yang akan menjadi agen perubahan. Calon dari setiap kelompok diberi kesempatan untuk presentasi menjelaskan tentang perundungan dan memaparkan visi, misi, serta tujuannya jika terpilih menjadi agen perubahan. Selanjutnya dipilih 1 agen perubahan mewakili kelas masing-masing.

Langkah 4: Agen Perubahan Melakukan Kampanye Anti Perundungan

Agen perubahan yang terpilih dari 12 kelas X, selanjutnya melakukan kampanye anti perundungan ke luar sekolah dengan mengunggah poster atau video anti perundungan melalui Instagram. Selain itu, di lingkungan sekolah pada perayaan P5, agen perubahan dan para murid melakukan kampanye dengan sistem jemput bola yaitu mengkampanyekan secara langsung kepada kelas XI dan XII di kelas dan di luar kelas seperti gazebo, teras kelas, dan lapangan.

Langkah 5: Deklarasi Anti Perundungan

Pada saat Perayaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di lapangan upacara. Agen perubahan terpilih dari setiap kelas melakukan pembacaan deklarasi anti perundungan dan menyatakan bahwa "Aku dan kamu, kita sama serta berkomitmen untuk bersama mencegah dan mengurangi perundungan terutama di kalangan pelajar".

Refleksi Hasil dan Dampak

Murid Mengetahui Alur Penanganan Perundungan

Murid harus merasa dilindungi oleh sekolah sehingga tidak takut untuk melapor, ketika terjadi kasus perundungan terutama di kalangan pelajar. Dalam menyelesaikan masalah perundungan, murid tidak boleh menyelesaikannya sendiri. Murid dapat melapor kepada pihak yang berwenang membantu seperti wali kelas, guru BK, kesiswaan ataupun kepala sekolah untuk bersama dilakukan penanganan.

Evaluasi Bersama Agen Perubahan

Lakukan evaluasi setelah kegiatan dilaksanakan, jika laporan kasus perundungan menurun, berarti agen perubahan telah berhasil membentuk atmosfer positif anti perundungan. Namun jika laporan kasus perundungan meningkat, bisa jadi karena belum banyak warga sekolah yang peduli terhadap masalah perundungan.

Murid Mengetahui Dampak Negatif Perundungan

Melalui kampanye anti perundungan oleh agen perubahan, murid mendapatkan informasi untuk memahami dampak negatif dari perundungan baik secara fisik ataupun verbal. Perundungan bagi korban dapat mengakibatkan rasa rendah diri, trauma berat, depresi, putus sekolah sampai percobaan bunuh diri. Perundungan juga membawa dampak bagi pelaku yang membuatnya kehilangan simpati dan tidak empati pada orang lain, bahkan pelaku juga dapat terjerat hukum.

Tips dari Saya

Pentingnya Kampanye Anti Perundungan

Perundungan harus ditangani dengan serius, jangan disepelekan. Guru tidak boleh membiarkan jika ada korban perundungan terutama jika terjadi pada murid di sekolah. Kampanye anti perundungan oleh agen perubahan sangat diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran murid tentang perundungan. Selain itu kampanye juga menekankan perilaku yang baik, empati, simpati dan capaian prestasi bersama di sekolah untuk mengurangi tindakan perundungan.

loading...