Situasi/Tantangan
Kemampuan Menulis Murid Masih Rendah
Berdasarkan hasil observasi diketahui dua penyebab kemampuan menulis murid masih rendah. Pertama, kemampuan tersebut kurang diasah baik oleh guru atau murid sendiri. murid tidak terbiasa menuangkan hasil pikiran, ide, pengetahuan, atau pengalamannya. Kedua, murid kurang percaya diri dengan tulisannya. murid menganggap bahwa tulisan mereka tidak layak untuk dibaca orang lain karena bukan sebuah ide besar atau pikiran yang memukau.
Murid Perlu Wadah Untuk Menampung Kreativitasnya
Ketika murid telah berhasil meningkatkan kemampuan menulis dan rasa percaya dirinya maka hasil tulisan mereka perlu diapresiasi. Hasil tulisan mereka akan dijadikan sebuah karya yakni berupa antologi cerpen. Buku ini tidak hanya akan merekam hasil tulisan pribadi tetapi juga menjadi karya yang memiliki nilai jual.
Aksi
Langkah 1: Pramenulis
Pada langkah ini murid mencari, dan mengingat kembali pengalaman berharga yang dapat dituliskan menjadi sebuah cerita pendek. Selanjutnya, murid mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan terkait cerita yang akan dikembangankan. Misalnya, melalui wawancara dengan tokoh yang terlibat atau mengamati kondisi latar cerita terkini. Kemudian, murid mengorganisasikan pengalaman yang dipilih dalam bentuk kerangka cerita pendek.
Langkah 2: Menulis
Pada tahap ini murid telah menentukan cerita yang akan ditulis, mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat kerangka cerita. Dengan menyelesaikan semua itu berarti proses menulis siap dilaksanakan yakni dengan mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka cerita, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan.
Langkah 3: Pascamenulis
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan cerita yang dihasilkan. Kegiatan ini terdiri atas penyuntingan dan perbaikan. Penyuntingan dilakukan dengan membaca ulang cerita dengan maksud untuk merasakan, menilai, dan memeriksa baik tanda baca ataupun isi cerita. Selanjutnya hasil suntingan tersebut dijadikan bahan untuk perbaikan. Proses ini dilakukan sebanyak 2 kali, pertama dilakukan oleh diri sendiri dan kedua oleh rekan sejawat.
Langkah 4: Menyusun Buku
Setelah semua rangkaian penulisan dilakukan, hasil cerita pendek tersebut akan dihimpun dalam sebuah buku. Perwakilan kelas akan menentukan halaman depan, lay out dan desain buku yang terdiri dari ukuran kertas, jenis tulisan, foto, gambar, dan warna. Jika tahapan desain telah selesai dan disetujui oleh seluruh pihak (penulis, pihak sekolah, dan penerbit) buku diproses ke tahap cetak. Setiap murid akan menerima hasil cetak buku tersebut.
Langkah 5: Mempublikasikan Hasil Karya
Buku ini akan dipublikasikan saat acara perpisahan di sekolah. Perpisahan tersebut dihadiri unsur MUSPIDA kabupaten dan provinsi, kepala-kepala sekolah, komite, pengawas dan orang tua. Perwakilan murid akan memberikan buku secara simbolis kepada pihak sekolah sebagai wujud jejak mereka pernah mengenyam pendidikan di sekolah ini. Buku ini juga akan diletakkan di perpustakaan sekolah agar dapat dinikmati dan dijadikan motivasi bagi murid lain.
Refleksi Hasil dan Dampak
Kewajiban Menulis Mengulik Potensi murid
Kewajiban menulis yang diberikan sebagai tugas sekolah ternyata mampu meledakkan potensi murid. Selama proses menulis, menyunting, mendesain, dan mempublikasikan buku ternyata mampu mengulik kemampuan masing-masing individu. Ternyata banyak dari mereka yang mahir merangkai kata, menulis dengan baik dan benar, kritis terhadap hasil pekerjaan teman, mendesain cover, membuat layout, dan juga dapat mempromosikan karya mereka dengan percaya diri.
Membangun Citra Baik Sekolah
Pelaksanaan kegiatan Satu Murid Satu Buku menarik perhatian kepala sekolah. Kegiatan ini dianggap mampu meningkatkan citra sekolah sebagai sekolah yang peduli pada literasi murid. Bahkan, sekolah memberikan apresiasi yakni memberikan bantuan dana untuk mencetak buku murid tersebut.
Tips
Komitmen Terhadap Langkah Aksi
Kegiatan ini memiliki langkah yang panjang dan berkesinambungan. Satu langkah tidak bisa terlewati apabila langkah sebelumnya belum diselesaikan. Guru dan murid harus memiliki komitmen yang sama untuk menyelesaikan setiap langkah dengan derap yang satu irama. Guru harus memastikan bahwa semua murid mengikuti langkah-langkah sesuai time line yang disepakati dengan cara memberikan pesan peringatan setiap beberapa waktu.
Menjaga Nyala Semangat Murid
Pusat kegiatan ini berada pada murid, terlaksana atau tidak sangat bergantung pada murid itu sendiri baik sebagai individu ataupun kelompok kelas. Guru harus mampu menjaga semangat murid untuk menyelesaikan dan memaksimalkan hasil tulisan mereka sampai tahap akhir. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak bosan-bosan memberikan semangat dan motivasi bahwa mereka pasti bisa menaklukan tantangan ini.
No comments:
Post a Comment