Latar Belakang
Mengokohkan Peran Pengawas Sekolah
Implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia adalah salah satu inisiatif penting dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21. Kurikulum Merdeka bertujuan untuk meningkatkan relevansi, kreativitas, dan kompetensi murid dalam menghadapi tuntutan zaman yang terus berkembang. Dalam konteks ini, peran pengawas sekolah sangatlah penting dalam memastikan keberhasilan implementasi kurikulum Merdeka di sekolah binaan masing-masing.
Kegamangan Sekolah Binaan dalam Menerapkan IKM
Beberapa sekolah mungkin memiliki pemahaman yang terbatas tentang konsep dan prinsip yang mendasari IKM. Kurikulum Merdeka menekankan pendekatan berpusat pada murid, pengembangan kreativitas, dan relevansi kontekstual, yang mungkin berbeda dengan pendekatan yang biasanya digunakan oleh sekolah. Kurangnya pemahaman tentang konsep ini dapat menyebabkan kebingungan dalam menerjemahkan dan menerapkan IKM dalam praktik sehari-hari di sekolah.
Kumpulan Praktik
Praktik 1: Membangun Pemahaman yang Mendalam tentang Kurikulum Merdeka
Apabila pengawas sekolah bukan narasumber Kurikulum Merdeka dan belum berkesempatan mendapatkan pelatihan PKP Pengawas dalam Sekolah Penggerak, maka pengawas sekolah dapat mempelajari Topik Kurikulum Merdeka yang tersedia di PMM. Dengan pemahaman yang mendalam, pengawas sekolah dapat memberikan arahan yang jelas dan mendukung sekolah dalam menerapkan IKM.
Praktik 2: Mempelajari Rekomendasi Rapor Pendidikan
Sangat penting untuk memahami hasil rekomendasi dari platform rapor pendidikan sekolah. Pengawas sekolah bersama kepala sekolah dan tim pengembang sekolah dapat mencermati poin-poin rekomendasi yang dianggap penting untuk ditindaklanjuti dalam bentuk program. Selanjutnya memilih dan menetapkan program-program yang mana yang dapat diselaraskan dalam implementasi kurikulum merdeka di sekolah.
Praktik 3: Perencanaan Pendampingan terhadap Kepala Sekolah
Pengawas sekolah perlu melakukan perencanaan pendampingan terhadap kepala sekolah dengan melakukan percakapan untuk memetakan komitmen perubahan kepala sekolah, lalu pengawas sekolah dapat menentukan strategi dan metode pendampingan. Pengawas sekolah juga melakukan pendampingan terhadap penyusunan RKAS dan RKT pada sekolah yang didampinginya.
Praktik 4: Memberikan Pelatihan dan Pendampingan Kepada Guru
Pengawas sekolah dapat memberikan pelatihan dan pendampingan sesuai kebutuhan dan permintaan kepala sekolah. Apabila pengawas sekolah tidak memiliki kompetensi sebagai narasumber, maka dapat melibatkan narasumber lain. Materi esensial dalam pelatihan adalah tentang Capain Pembelajaran, analisis Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran, modul ajar, prinsip pembelajaran terdiferensiasi, asesmen dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Praktik 5: Mendorong Terbentuknya Komunitas Belajar dalam Sekolah
Pengawas sekolah dapat menyarankan kepala sekolah untuk membentuk komunitas belajar dalam sekolah. Tempat bagi kepala sekolah dan guru secara berkala melakukan pertemuan rutin. Adanya komunitas dapat saling asah, asih, dan asuh dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk bersama-sama meningkatkan kompetensi diri dan muaranya. Dengan ini dapat memastikan meningkatnya layanan pendidikan yang berpusat kepada murid, murid, dan murid.
Praktik 6: Pendampingan dan Memberikan Umpan Balik
Kegiatan pendampingan dapat dilaksanakan dengan mengunjungi sekolah setiap bulan. Ini dapat dilakukan mulai dari proses perencanaan berbasis data dan pelaksanaan program kerja sekolah. Dalam proses pendampingan pengawas sekolah dapat memberikan umpan balik yang konstruktif kepada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan untuk mengidentifikasi kekuatan dan area pengembangan, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan yang diperlukan.
Refleksi Hasil dan Dampak
Mari Kita Refleksikan Bersama
Penting untuk melakukan refleksi bersama setelah menyelesaikan setiap kegiatan. Refleksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menggunakan mentimeter untuk refleksi yang dilakukan secara daring dan post it untuk kegiatan refleksi luring, atau kombinasi keduanya. Pengawas sekolah dapat memilih salah satu teknik refleksi. Teknik refleksi favorit penulis adalah dengan menggunakan teknik 4 F (Feeling, future, fact, finding).
Murid yang Berbahagia
Satuan pendidikan yang sudah mendapatkan pemahaman utuh akan kurikulum merdeka akan mempunyai pendekatan yang holistik dan memperhatikan kemajuan murid secara menyeluruh. Manfaat yang akan dirasakan oleh murid adalah terciptanya iklim belajar yang kondusif disekolah, dimana mereka merasa berbahagia untuk belajar, dan selalu tertantang menemukan hal-hal baru dalam serangkaian pengalaman belajar yang berharga.
Guru yang Antusias dan Gembira
Guru yang sebelumnya mengajar dengan cara biasa, terungkit menjadi guru pembelajar. Guru yang berkontribusi pada menciptakan suasana sekolah yang positif. Ketika guru menunjukkan semangat dan kegembiraan dalam mengajar, energi positif ini menular ke seluruh lingkungan sekolah. Guru yang antusias dapat menjadi katalisator untuk membangun iklim sekolah yang inspiratif, bersemangat, dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan murid secara menyeluruh.
Tips dari Saya
Jangan Berhenti Belajar
Pengawas Sekolah harus terus semangat belajar dari berbagai sumber, agar dapat menemani sekolah binaannya dalam melakukan transformasi Pendidikan menuju murid-murid Indonesia yang selamat dan bahagia.
Menjadi Teladan dalam Memanfaatkan PMM
Jadikan PMM sebagai sumber belajar yang terus dapat dieksplorasi. Ibu Bapak Pengawas sekolah harus memberikan contoh teladan untuk terus bersemangat mempelajari berbagai topik tentang Kurikulum Merdeka di PMM.
No comments:
Post a Comment